IKLAN

October 30, 2013

PELAUT TUA DAN PROFESOR




Ada kisah mengenai pelaut tua dan seorang profesor. Ini terjadi di zaman ketika orang-orang masih bepergian daro satu negara ke negara lain menggunakan kapal laut, sebelum era penerbangan murah seperti zaman sekarang. Profesor ini hendak pergi dari Sidney ke San fransisco untuk memerikan kuliah tamu.

Pada malam pertama di atas kapal, usan bertolak daro Sidney, Profesor barusan mendapat makan malam luar biasa menyenangkan di aula perjamuan, lalu ia pergi ke dek untuk menghirup udara segar laut, ketuka berjalan didek, ia melihat seorang pelaut tua yang tengah bersandar di pinggiran kapal, menatap ke samudra di bawahnya.

Ia memutuskan untuk berscakap cakap dengan pelaut ini, karena meski kelihatannya pekerjaan sebagai pelaut ini sederhana, namun pria ini pasti telah mengarungi samudra selama waktu yang sangat lama. Pasti ia telah memmpelajari sesuatu yang berguna. Profesor selalu ingin meningkatkan limpahan penggetahuannya yang ia pikir sebagai mmakna hidupnya. Ia menghampiri pelaut itu dan berkata, "Pak tua, sudah berapa lama Anda melaut?"

Pelaut menjawab, "Sejak masih bocah, sekitar umur tiga belas, "Luar biasa!" kata Profesor, "Anda pasti tahu bahwa lautan yang kita arungi ini ada begitu banyak kehidupan. Sebagai pelaut yang telah banyak makan asam garam, Anda pasti pakar dalam ilmu biologi kelautan, mengenai semua hewan yang menggantungkan hidupnya pada samudra di bawah kita ini, berikut semua arus dan terumbu karangnya. Mari kita berbincang mengenai oceanologi, ilmu kelautan."

Pelaut bingung,"Haa? Emang laut ada ilmunya?

Apa?!"seru profesor," bertahun tahun di laut Anda tidak pernah membaca buku atau belajar mengenai isi samudra di bawah Anda?"

"Nggak lho" kata pelaut."Anda sudah menyia-nyiakan waktu Anda!"tukas profesor seraya melangkah pergi dengan merasa kesal pada pria tua ini yang telah menghabiskan hidupnya di samudra tanpa pernah mempelajari ilmunya..

Besok malamnuya, profesor mendapat makan malam yang sangat lezat lagi sehingga hatinya sangat baik. Jadi ketika ia berjalan di dek untuk kedua kalinya, lagi lagi si pelaut tua sedang berjaga di sana. Kali ini si pelaut sedang memandangi bintang bintang.

Kebetulan pula bahwa ini pun salah satu hobi profesor astronomi. Ia berpikir," Ah, sudahlah. Pria tua malang itu mungkin tidak tau banyak tentang oceanologi, namun ia pasti tahu mengenai astronomi. Di zaman sebelum ada GPS, begitulah cara kita mengarungi lautan tanpa tersesat dengn panduan bintang. Maka ia mendekati pelaut itu, saya minta maaf soal kemarin malam. Anda mungkin tidak tahu tentang oceanologi, namun berani taruhan Anda pasti tahu mengenai astronomi, yang kebetulan hobi saya juga. Coba lihat rasi bintang Beruang Besar disana!

Pelaut itu tersikap,"Beruang Besar apaan?" Itu! Bintang itu... di langit utara sana!" tunjuk profesor," Anda pasti tahu astronomi, itu kan yang memandu arah kapal kita!"Pelaut bingung,"Saya tidak tahu Anda omong apa. Kapten tahu soal beginian, bukan saya."Apa?!Lengking Profesor,"Bertahun tahun di laut, melihat langit di atas, Anda tidak pernah peduli belajar astronomi? Anda menyia nyiakan hidup saja!" Profesor pun melangkah dengan muak.

Pada malam ketiga, koki membuat makan malam yang luar biasa lezat, sehingga membuat suasana hati profesor itu begitu nyaman. Ketika ia pergi ke dek, malam it begitu indah, udara laut sepoi, semerbak, segar, sampai profesor membatin,"Ya, sudahlah aku akan memberinya kesempatan lagi." Rupanya ia adalah profesor di bidang meteorologi.

Ia menyadari bahwa para pelaut mungkin tidak tahu soal ilmu kelautan atau ilmu perbintangan, namun mereka pasti tahu soal cuaca. Sebab cuaca meliputi pola dan tenaga angin yang mendorong kapal, serta mengenai badai yang bisa menenggelamkan kapal, jadi cuaca pasti mutlak dipahami pelaut tua ini.

Ia menghampirinya dan berkata,"Maafkan saya. Sungguh saya minta maaf. Perangai saya jelek sekali dua malam terakhir ini. Saya telah salah menilai Anda. Anda mungkin tak tahu soal oceanologi dan astronomi, tapi saya yakin Anda pasti tahu soal meteorology, mengenai angin, cuaca yang bisa menghancurkan atau mendorong kapal ini ke tujuan."

""meteor apa?! Kata pelaut."Angin dan badai.." curiga profesor."saya tidak tahu apa apa. Saya hanya pelaut biasa." Ujar pelaut denga lugunya. Murkalah profesor."Apaaaa?! Tolol! Dungu! Bego! Bertahun tahun di laut! Betapa sia-sianya! Kau sia siakan seluruh hidupmu! Profesor pergi dan bersumpah tak akan pernah bicara dengan orang bodoh itu lagi.

Malam keempat di laut, ia tidak hadir ke aula perjamuan untuk makan malam karena malam itu samudra mengamuk. Profesor mabuk laut, menaruh apa pun  dalam perutnya hanya akan langsung keluar lagi, jadi ia istirahat saja dalam kabinnya.

Malam makin larut, badai makin parah. Ia sampai bisa merasakan kapal makin bergoyang. Ia bisa merasakan gelombang laut menampar kapal dari jendela kabin. Sungguh cuaca malam itu sangat buruk. Ketika badai mencapai puncaknya padda tengah malam. Ia mendengar suara tabrakan, dentuman besar! Ia merasa takut. Setelah bunyi keras itu, sesaat hanya ada keheningan, didikuti suara orang berlarian dan kegaduhan di luar pintu kabinnya. Panik, ia membuka pintu dan coba tebak siapa yang sedang berlari di luar sana?

Si pelaut tua. Si pelaut tua berhenti sesaat, berpaling kearah profesor dan berkat,"Pak profesor, selama bertahun tahun anda hidup, pernahkah anda belajar berenang?"" Emm,,, tidak ada,,," lirih profesor. "Sia sia sekali hidup Anda! Kapal ini akan tenggelam!" seru pelaut.

Moral kisah ini... wahai profesor tua tolol, boleh daja belajar astronomi, oceanologi, atau meteorology, tapi yang paling penting untuk diketahui seorang pelaut adalah cara berenang.

Demikian pula, hal terpenting untuk diketahui dalam hidup bukanlah mengetahui soal elektronika, mobil, teknologi tapi bagaimana menjaga kapal tetap di atas permukaan air di dalam arus dan gelombang ketidakpastian hidup, namun sudahkah Anda belajar berenang andaikata kapal Anda tenggelam? Ketika Anda kehilangan seluruh harta Anda, bursa saham jatuh, ditinggalkan pasangan, ditinggal mati orang tersayang? Jika belum, maka kecewa dan duka akan menenggelamkam Anda.

Jadi apa yang dimaksud berenang?

Mengetahui cara untuk peduli, berwelas asih, mengetahui apa yang benar benar penting dalam hidup. Pada saat itu, Anda tidak akan pernah tenggelam.

Memang msih akan terjadi hal hal yang tidak kita inginkan. Masih akan ada orang yang Anda sayangi meninggal, perpisahan, kehilangan, namun Anda memiliki welas asih yan gluar biasa untuk melepas, kepedulian luar biasa terhadap lingkungan, tidak marah namun memiliki kasih sayang hebat terhadap masa lalu, terhadap masa depan indah yang dijalani bersama, untuk bisa mengucap terima kasih banyak.

Cinta kasih dan welas asih ini adalah apa yang membuka pintu hatii menuju kenyataan kehidupan dan kematian....

Sumber: http://iphincow.com

No comments:

Post a Comment